Minggu, 12 Juni 2011

Manajemen Haji

Manajemen Dakwah UIN SGD Bandung
Asep Zaelani / A/II


BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Masalah
Ibadah haji merupakan penyempurna ibadah dalam agama Islam, orang-orang muslim berbondong-bondong menunaikan ibadah haji seyiap tahunnya sampai selalu memadati lingkungan kabah.
Namun akhir-akhir ini kendala sangat terlihat dari petugas penyelenggaraan pemberangkatan para jemaah haji, keluhan-keluhan terdengar dari para jamaah yang mendapatkan fasilitas yang tidak sesuai dengan materi yang telah dikeluarkan.
Berita yang kita dengar baru-baru ini bahwa para jemaah haji mengalami kelaparan bahkan ada yang sakit dan meninggal dunia.
Hal ini sangat miris terdengar dan membutuhkan perhatian yang sangat intensif dari pemerintah kita dalam penyelenggaraan ibadah haji selanjutnya, karena ibadah haji bukan lagi merupakan kepentingan individual tapi juga sudah termasuk dalam daftar kerja pemerintah.
Permasalahan-permasalahan yang muncul itu memicu perhatian para ahli-ahli Islam untuk kembali menata penyelenggaraan ibadah haji yang efisien agar tidak terulang kembali permasalahan yang membuat kita miris mendengarnya.
Disinilah manajemen haji, umrah dan ziarah memegang kendali untuk memperbaiki tatanan penyelenggaraan haji yang mampu dipertanggung jawabkan pada masyarakat layak.
  1. Rumusan Masalah
  1. Apa Pengertian Manajemen Haji dan Umrah
  2. Bagaimana Cara-cara Manajemen Waktu Haji dan Umrah
  3. Bagaimana Cara-cara Ziarah ke Mesjid Rasulullah Saw
  4. Bagaimana Cara Organisasi Penyelenggaraan dan Perencanaan Operasional
  1. Tujuan Pembahasan
  1. Mengetahui Pengertian Manajemen Haji dan Umrah
  2. Memahami Cara-cara Manajemen Waktu Haji dan Umrah
  3. Memahami Cara-cara Ziarah ke Mesjid Rasulullah Saw
  4. Mengetahui Cara Organisasi Penyelenggaraan dan Perencanaan Operasional

  1. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran tentang manajemen haji, umrah dan ziarah, maka penulis telah menyusun sistematikanya sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini penulis memberikan gambaran secara umum mengenai latar belakang masalah dan sistematika penulisan.
Bab II Pembahasan
Pada bab ini diuraikan isi dari makalah ini, diantaranya adalah latar belakang dan bagaimana cara memanajemen haji, umrah dan ziarah.
Bab III Simpulan
Pada bab ini berisikan simpulan yang didapat dari hasil analisis berbagai sumber pustaka yang dapat dijadikan sebagai gagasan pemikiran penulis mengenai manajemen haji, umrah dan ziarah.


BAB II
PEMBAHASAN
  1. Manajemen Haji, Umrah dan Ziarah
  1. Manajemen Haji dan Umrah
Kompleksitas permasalahan dalam penyelenggaraan haji dari tahun ke tahun, menuntut lahirnya sistem manajemen yang mampu mengakses segenap fungsi-fungsi manejerial seperti, perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, serta adanya pengawasan guna mencapai penyelenggaraan haji yang aman, lancar, aman, tertib, teratur dan ekonomis. Secara singkat dapat dikatakan manejemen haji diperlukan untuk terciptanya penyenggaraan haji yang efektif, efisien dan rasional. Secara garis besar, manajemen haji itu dihadapkan pada 6 tugas pokok yakni:
  1. Membangun hubungan kenegaraan, dalam ranah diplomatik dengan negara tujuan haji, yakni Saudi Arabia
  2. Menyusun rencana dan program agar berada dalam bingkai tujuan dan misi pelaksanaan haji secara keseluruhan
  3. Bertanggungjawab atas keseluruhan aspek penyelenggaraan haji
  4. Menyenggarakan operasional haji dengan aman
  5. Mengokomodasi perbedaan keagamaan yang dianut masyarakat dan besarnya jumlah jemaah haji dengan porsi yang terbatas
  6. Pelestarian nilai-nilai dalam ikatannya dengan hubungan sosial kemasyarakatan
Sisi lain yang dikedepankan adalah prinsip-prinsip yang dapat membuat penyenggaraan haji berada pada resonansi kemajuan teknologi dan kecendrungan internasionalisasi dan globalisasi tanpa kehilangan nilai-nilai. Pada akhirnya sebuah penyenggaraan itu mampu adaktif, inisiatif, kreatif dan inivatif itulah sebuah tawaran pikir yang dilakukan Ahmad Nidjam dan Alatif Hanan dalam bukunya yang diberi judul Manajemen Haji.
Menurut Statblad van Nederlandesch tahun 1859, jumlah haji indonesia itu sudah mencapai 12.985 orang. Melihat banyaknya haji ketika itu pemerintahan Hindia Belanda mulai mengklalkulasi dan secara terselubung melakukan kendali. Jumlah jamaah haji dibatasi, bahkan mengeluarkan ordonansi yang berisi:

  1. Calon jemaah haji diwajibkan memiliki surat keterangan dari Bupati
  2. Sekembali dari tanah air, jemaah haji harus menjalani ujian haji, sebagai bukti dia telah benar-benar menunaikan ibadah haji
  3. Setelah lulus ujian, maka jamaah haji diperbolehkan menyandang gelar dan memakai busana khusu haji
Dari ordinansi itu dapat kita ketahui bahwa pemerintahan Hindia belanda mulai kwatir jika jamaah haji terlalu banyak akan membentuk pan islamisme. Jika demikian dapat membahayakan pemerintahan Hindia Belanda.



b. Cara-cara Manajemen Waktu Haji dan Umrah untuk mendapatkan Faedah yang Besar

1. Niat dan Tekad
Sejak awal berangkat dari tanah air, hendaknya Anda sudah berniat dan bertekad akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin saat di Makkah dan Madinah. Bahkan juga bertekad memanfaatkan waktu dengan baik mulai keberangkatan naik pesawat hingga selesai ibadah haji.
Anda harus sadar, bahwa ibadaha haji ini adalah ibadah yang ‘langka’ yang tidak semua orang bisa melakukannya. Dan Anda harus bersyukur, bahwa Allah telah memiliki Anda untuk menjalankan ibadah ini. Andapun harus sadar bahwa boleh jadi ini ibadah haji terakhir Anda. Karena itu, sejak awal harus berniat dan bertekad bulat untuk memanfaatkan waktu dengan baik pada masa ibadah haji.

2. Rencanakan Ibadah Anda
Pepatah mengatakan ” Tanpa Penerencanaan, Anda sama saja dengan Merencakanan Kegagalan”. Pepatah ini juga berlaku dalam ibadah haji. Tanpa perencanaan yang baik, ibadah haji Anda kurang sempurna.
Anda harus merencakanan ibadah haji Anda. Kalau perlu tulis rencana Anda dalam kertas dan jadikan ia sebagai janji kepada diri sendiri untuk dilaksanakan. Tulis apa saja yang akan Anda lakukan nanti di masa haji. Target apa yang akan Anda capai. Kebiasaan apa saja yang akan Anda lakukan di masa haji.
Sebagai contoh, Anda bisa merencanakan dan menulis rencana serta target Anda seperti ini :
  • sholah jamaah 5 waktu
  • membaca Al Quran sehari 1 juz, atau setiap selesai shalat
  • thawaf sunnah setiap hari
  • shalat malam setiap hari
  • membaca buku manasik sebelum beramal dan buku agama
  • menghafal doa-doa
  • hanya berkata yang baik-baik
  • tidak banyak ngobrol dan menggunjing orang
  • dan sebagainya
3. Bawa Perlengkapan Ibadah Anda
Persiapkan dari rumah untuk membawa alat-alat ibadah yang Anda perlukan. Seperti Al Quran, kopyah, mukena, buku agama, buku manasik, dll. Bahkan jika Anda memiliki alat-alat audio, ataupun HP yang bisa memutar bacaan Al Quran, bawa saja. Dan jika Anda kelupaan membawa alat-alat ibadah, Anda bisa membeli di sana. Tidak ada alasan ketinggalan (lupa) membawa alat ibadah, lalu Anda bermalas-malasan ibadah.

4. Hindari Perbuatan Sia-Sia
Ingatlah tujuan Anda pergi ke tanah suci adalah beribadah. Hindari perbuatan yang sia-sia, atau bahkan menambah dosa. Contoh perbuatan yang sia-sia antara lain :
  • Terlalu banyak ngobrol yang tidak berguna
  • Banyak berbelanja, lupa ibadah
  • Jalan-jalan kesana kemari yang tiada guna
  • Terlalu banyak makan, ngemil, atau cari makan di luar
  • Telpon, SMS yang tidak berguna
  • dan sebagainya
Tinggalkan semua perbuatan yang sia-sia. Berfokuslah untuk membiasakan diri memanfaatkan waktu dengan baik untuk beribadah kepada Allah.

5. Pilih Teman Yang Rajin Ibadah
Teman sangat mempengaruhi kita dalam segala hal. Apalagi jika Anda adalah tipe orang yang tidak bisa menolak ajakan teman. Karena itu, saat ibadah haji, pilihlah teman yang rajin ibadah. Sehingga Anda juga ‘ketularan’ rajin ibadah. Dan Ada bisa memanfaatkan waktu ibadah haji Anda dengan baik
Saat ibadah haji, Anda akan menemukan banyak tipe manusia dengan latar belakang yang beragam. Ada yang rajin ibadah. Ada juga yang suka ngobrol. Dan ada juga yang suka belanja dan bingung memikirkan oleh-oleh untuk saudara di tanah air.
Jika Anda benar-benar bertekad memanfaatkan waktu Anda dengan baik, maka Anda pasti memilih teman yang rajin ibadah. Sehingga Anda benar-benar bisa memanfaatkan waktu haji Anda dengan baik
6. Tinggalkan semua urusan dunia
Berfokuslah pada saat ibadah haji hanya untuk ibadah saja. Tinggalkan semua urusan bisnis dan pekerjaan. Saat hendak berangkat haji, hendaknya semua urusan bisnis dan pekerjaan selesai. Dan saat Anda tinggalkan, Anda harus yakin semuanya akan baik-baik saja.
Urusan bisnis dan pekerjaan akan bisa mengganggu konsentrasi Anda. Coba bayangkan, saat Anda melaksanakan thawaf tiba-tiba ada kabar buruk tentang pekerjaan dan bisnis Anda. Pasti konsentrasi Anda akan buyar dan Anda tidak bisa menikmati ibadah dengan khusu’
c. Cara-cara Ziarah ke Mesjid Rasulullah Saw
Pertama: Disunatkan bagi anda pergi ke Madinah kapan saja, dengan niat ziarah ke Mesjid Nabawi dan shalat didalamnya. Karena shalat di Mesjid Nabawi lebih baik dari pada seribu kali shalat di masjid lain, kecuali Masjid Haram, sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad Saw.
Kedua: Ziarah ke Masjid Nabawi ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan ibadah haji, oleh karena itu tidak perlu berihram maupun membaca talbiyah.
Ketiga: Apabila anda telah sampai di Masjid Nabawi, masuklah dengan mendahulukan kaki sebelah kanan, bacalah “ Bismillahi-r-Rahmani-r-Rahim” dan shalawat untuk Nabi Muhammad Saw. Dan mohonlah kepada Allah agar Ia membukukan untuk anda segala pintu rahmat-Nya, dan bacalah : “Auzdu billahi-‘azhiimi wa-wajhihi-l-karimii wa-sulthanihi-l-qadimi minas syaithani-r-rajiimi, Allahuma iftahlii abwaba rahmatika”. Artinya: Aku berlindung kepada Allah yang Maha Agung, kepada wajah-Nya yang Maha Mulia, dan kepada kekusaan-Nya yang Maha Dahulu (Qadim), dari godaan syetan yang terkutuk. Ya Illahi, bukakanlah bagiku segala pintu rahmat-Mu”. Doa ini juga dianjurkan untuk dibaca setiap masuk masjid-masjid yang lain.
Keempat: Setelah memasuki Masjid Nabawi, segeralah anda melakukan shalat Tahiyat-al-masjid. Baik juga shalat ini dilakukan di Raudhah, dan jika tidak mungkin, lakukanlah di tempat lain didalam masjid itu.
Kelima: Kemudian menujulah ke kubur Rasulullah Saw, dan berdirilah didepannya menghadap kearahnya, kemudian ucapkanlah dengan sopan dan suara lirih : “Assalamu’alaika ayuha-l-nabiyu warahmatul-lahi wabara kaatuhu” Artinya: semoga salam sejahtera, rahmat Illahi dan berkah-Nya terlimpah kepadamu wahai Nabi Muhammad”.
Allahuma atihi-l-lawasilata walfadhiilah wab’astuhu-l-maqama-l-mahmuuda-ladzii wa’adutahu, Allahuma ijazihi ‘an umatihi ardhala-l-lazaai”. Artinya : Ya Allah berilah beliau kedudukan tinggi di surga serta kemulayaan, dan bangkitkanlah beliau di tempat terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya. Ya Allah, limpahkanlah kepadanya sebaik-baik pahala, beliau yang telah menyampaikan risalah kepada umatnya.
Kemudian bergeserlah lagi sedikit kesebelah kanan, agar anda dapat berada dihadapan kubur Umar R.A, ucapkanlah salam dan berdo’alah untuknya.
Keenam: Disunatkan bagi anda berziarah ke Masjid Quba’ dalam keadaan telah bersuci dari hadats, dan lakukan shalat didalamya, karena Nabi Saw melakukan hal itu dan mengajurkannya.
Ketujuh: Disunatkan pula bagi anda berziarah ke kuburan Utsman R.A (di Baqi), dan juga kubur para Syuhada’ Uhud dan kubur Hamzah R.A, ucapkanlah salam dan berdoalah untuk mereka, karena Nabi Saw pernah menziarahi mereka dan berdoa untuk mereka, dan beliaupun mengajarkan para shahabat beliau apabila mereka berziarah agar mengucapkan: “Assalamu’alaikum ahladdiyar mina-l-mu’miniina wal muslimiina wa-inaa insyaa Allahubikum laahiquunanas alullaha lanaa walakumul ‘aafiyah”. Artinya : semoga salam sejahtera terlimpah untuk kamu sekalian, wahai para penghuni kubur ynag mu’min dan muslim, dan kamipun isya Allah akan menyusul kamu sekalian, semoga Allah mengaruniai keselamatan untuk kami dan kamu sekalian”.
Di Madinah Munawwarah tidak ada masjid ataupun tempat yang disunatkan untuk diziarahi, selain Masjid Nabawi dan tempat-tempat yang tersebut tadi, oleh karena itu janganlah anda memberatkan diri atau berpayah-payah mengerjakan sesuatu yang tidak ada pahalanya, bahkan mungkin anda akan mendapatkan dosa karena perbuatan tersebut.
  1. Organisasi Penyenggaraan dan Perencanaan Operasioanal
Penyelenggaraan haji menjadi tanggung jawab menteri agama yang dalam pelaksanaan sehari-hari, secara struktur dan teknis fungsional, dilaksanakan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyakat Islam dan Penyelengaraan Haji dengan dua unit teknis yaitu direktorat Pelayanan Haji dan Umrah dan Direktorat Pembinaan haji. Dalam perkembangan terakhir, berdasarkan peraturan presiden no 10 tahun 2005 sebagai mana telah diubah dengan Peraturan presiden no 63 Tahun 2005, Dirjen BIPH direkstruturisasi menjadi dua unit kerja eselon I, yaitu Dirjen Bimbingan Islam dan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Dengan demikian , mulai operasional haji tahun 2007 pelaksana teknis penyenggaran ibadah haji berada dibawah Dirjen PHU.
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing unit, secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:
  1. Sekertaris Dirjen PHU, mempunyai tugas pelayanan teknis dan administrativ bagi seluruh satuan organisasi dilingkungan Dirjen PHU.
  2. Direktorat pembinaan haji, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Dirjen PHU dibidang pembinaan haji termasuk pembinaan dibidang penyuluhan haji, bimbingan jamaah dan petugas haji, pembinaan kelompok bimbingan ibadah haji dan paska haji serta jamaah haji khusus dan umrah.
  3. Direktorat pelayanan haji mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Dirjen PHU dibidang pelayanan haji dan umrah termasuk didalamnnya penyiapan pembekalan dokumen penyelenggaraan perjalanan, pengelolaan akomodasi, pengendalian haji dan umrah serta ibadah haji khusus.
  4. Direktorat pengelolaan BPIH dan sistem imformasi haji, tugasnnya melaksanakan pembinaan pembendaharaan, penelaahan, penerimaan, penyempurnaan, pembayaran, pembukuan, rekonsiliasi, pengarsipan serta pelaporan keuangan.
Untuk pelaksanaan koordinasi di daerah dan di Arab Saudi, maka masing-masing daerah ditetapkan struktur penyelenggaraan haji sebagai berikut:
  1. Koordinator penyelenggaraan haji propinsi adalah Gubernur, dan pelaksanaan sehari-hari oleh kepala kantor wilayah Departemen Agama Propinsi selaku kepala staf
  2. Koordinator penyelenggaraan haji dikabupaten atau kota madya adalah Bupati atau Walikota dan pelaksanaan sehari-hari oleh kepala kantor Departemen Agama Kabupaten atau Kota
  3. Koordinator penyelenggaraan haji di Arab Saudi adalah kepala perwakilan RI dibantu oleh konsultan Jendral RI Jeddah sebagai koordinator harian. Sementara pelaksana sehari-hari adalah staf teknis urusan haji dan Kosultan Jendral RI Jeddah.
Organisasi terkecil dalam penyelenggaraan ibadah haji adalah kelompok terbang (kloter), yaitu sekelompok jemaah haji yang jumlahnya sesuai dengan jenis dan kapasitas pesawat yang digunakan. Dalam setiap kloter ditunjuk petugas operasional yang menyertai jamaah haji sejak di asrama haji, di Arab Saudi sampai ketanah air, yang terdiri dari unsur pemandu haji yang berfungsi sebagai ketua kelompok terbang, pembingbing ibadah (TPIH), kesehatan (TKHI), ketua rombongan yang membawa 4 regu dan ketua regu yang membawa 10 orang jemaah haji.



BAB III
KESIMPULAN
Berbagai pendekatan ilmu-ilmu manajemen haji, umrah dan ziarah yang berkembang mempunyai aspek penekanan ynag berbeda, serta mempunyai kekuatan dan kelemahan yang relative berbeda pula. Berbagai metode pengajaran tentang manajemen haji, umrah dan ziarah dalam proses pembelajarannya memadukan ranah kognitif, efektif, dan psikomotor.
Merupakan hal yang sangat penting dalam mempelajari ilmu-ilmu tentang menajemen haji, umrah, dan ziarah sesuai dengan tata cara dan pengorganisasiannya.
Cara demikian merupakan ketentuan cermat yang diberikan kepada penulis objektif, gambaran mengenai penyelidikan ilmiah tentang manajemen haji, umrah, dan ziarah. Dan itu pula yang harus kita lakukan sebagai penerus dan psikomotor dalam pembahasan-pembahasan terhadap aspek lainnya.
Pentingnnya mempelajari manajemen sehingga kita mampu membuat rencana, pengorganisasian, serta tata cara yang harus kita lakukan sebelum terjun untuk merealisasikannya itu akan mampu membantu kita lebih mudah dalam mencapai tujuan.
Pelaksanaan program pendidikan menajemen perlu disertai dengan keteladanan guru, orang tua dan tokoh-tokoh masyarakat pada umumnya. Lingkungan sosial yang kondusif bagi para siswa, baik dalam keluarga, sekolah dan masyarakat juga memberikan konstribusi positif dalam penerapan pendidikan manajemen secara holistik.










DAFTAR PUSTAKA
http://blog.re.or.id>General>Bekal Menuju Baitullah.
http://Organisasi haji.Blogger.com

0 komentar:

Posting Komentar

Alangkah Baiknya anda meninggalkan komentar setelah membaca postingan ini