Rabu, 06 Februari 2013

Untuk MD-ku



 Oleh:Usfiey Marfu'ah

Dari berbagai polemik yang muncul atau bahkan yang dimunculkan di permukaan publik FKM-MD, kesemuanya itu dapat dipahami sebagai trigger-off (pemantik) akar masalah. Di balik wacana itulah sesungguhnya realitas kemajemukan, pluralitas dan heterogenitas kepentingan (politik) berbagai individu atau kelompok kepentingan terbaca, bahkan terlihat sangat jelas.
Gelombang dinamika kekuatan politik, baik sayap kanan ataupun sayap kiri juga jelas. Kelompok yang masih mempertahankan keutuhan FKM-MD juga Nampak nyata, semua ini terbaca dari pemetaan terhadap respon, yang saya sebut sebagai, para tokoh (senior, pengurus dan kader atau anggota) di FKM-MD. Sikap tokoh terhadap kewacanaan tersebut terbagi menjadi 3 varian; dominan (pro/setuju), negosiasi (kritis) dan oposisi atau menolak. Mungkin juga analisis kesimpulan ini terlalu berlebihan, setidaknya ini hanya melalui kaca mata pandang saya saja. Tokoh yang dominan, yakni sebagian besar mereka yang merasa setuju akan keberadaan FKM-MD, sikap ini didasari pada doktrin ajaran yang telah menganggap FKM-MD sebagai bentuk organisasi final, hal ini bisa terbaca dari intonasi ataupun gaya bahasa serta argumentasi yang dikeluarkan sebagai bentuk pertahanan diri (organisasi) dari fakta lain yang berusaha dimunculkan oleh tokoh oposisi. Terlihat muncul beberapa wilayah MD yang mewakili kelompok ini, namun ada juga yang memilih sebagai kelompok negosiasi atau kritis, akan tetapi kritis di sini saya sebut sebagai kritis yang pasif, karena mereka memunculkan dengan sikap menarik diri dari lingkaran perdebatan dan hanya berada di belakang layar saja. Kepasifan ini saya duga karena mengamati kemudian mengatur tempo dan waktu yang tepat untuk memunculkan gagasan sebagai bentuk kemutakhiran dan jawaban, sekaligus sebagai mediator antara kedua belah tokoh yang terlibat aktif dalam berdebatan atau dialog, yakni tokoh yang dominan atau pro, serta tokoh yang oposisi atau menolak. Atau mungkin kepasifan itu justru sebagai langkah jalan aman untuk diri masing-masing, bisa jadi karena sikap apatisme yang ingin ditunjukkan, bahkan mungkin jadi karena ketidaktahuan, yang terakhir ini yang sungguh ironi.
Kemudian yang terakhir yakni tokoh oposisi atau menolak, hal ini juga tak kalah menariknya dengan tokoh pertama dan kedua, karena dari kelompok inilah muncul konflik-konflik laten yang terpendam atau sempat ter-redam untuk muncul ke permukaan. Dari tokoh ketiga ini pula masalah yang selama ini belum mendapatkan uraian jawaban dapat terangkat, terdiskusikan, termobilisasi dengan baik, sehingga dengan manajemen dan penanganan yang baik, tak ayal jika penyelesaian akan muncul.
Tokoh ini yang saya namakan sebagai tokoh yang kukuh akan dibubarkannya FKM-MD, orang-orang tergabung dalam tokoh ini yang mengantongi berbagai macam bukti dan fakta akan kekurangan dan kelemahan yang ada di tubuh FKM-MD, sehingga mereka menyimpulkan dengan kesimpulan sudut pandangnya bahwa FKM-MD kurang lebih seperti wujuduhu ka adamihi.
Inilah budaya dialog yang akan terus kita kembangkan di FKM-MD, sebuah budaya dialog yang harapan saya selalu memiliki sifat Qabul al-akhar (sikap menerima yang lain). Peraih Simon Bolivar Priza, Dr. Milad Hanna menegaskan bahwa budaya budaya Qabul al-akhar dimulai dari saling memahami dan membuka diri, nantinya jalan menuju Qabul al-akhar (the otherness) akan terbuka sendiri. Jika kita telah memiliki budayaqabul al-akhar, kita kan dianugerahi hubb al-akhar (mencintai yang lain).
Memang, sudah menjadi hal dasar apabila setiap dialog seperti yang terjadi di FKM-MD beberapa minggu terakhir ini mutlak melahirkan sikap terbuka dan menerima, tetapi jika setelah dialog semakin mempertebal sikap fanatic dan curiga, dialog ini adalah dialog yang gagal dan mandul.
Terlepas dari pendapat pro, negosiasi bahkan oposisi atau menolak FKM-MD, inilah proses pembelajaran bagi generasi MD yang sesungguhnya, seperti yang kita ketahui, tak semua konflik adalah negative, tergantung kita yang menentukan sikap untuk menjadikan momen ini sebagai peringatan untuk bersungguh-sungguh dalam menjalankan tujuan bersama di FKM-MD.
Sekian....

0 komentar:

Posting Komentar

Alangkah Baiknya anda meninggalkan komentar setelah membaca postingan ini