Selasa, 12 Februari 2013

Mengapa Harus Berorganisasi???


Mengapa Harus Berorganisasi???
Oleh : Abu Laka 

Ber(orgnisasi). Nampaknya begitu mudah untuk melafalkan kata tersbut. Ketika orang menyebutkan berorganisasi, mungkin dalam benak kita, organisasi itu asyik. Karena, disana kita bisa mendapatkan banyak pengalaman, teman dan ilmu pengetahuan. Lantas pertanyaannya kenapa orang sedikit menentukan pilihan untuk terjun ke organisasi. Saya kira sahabat-sahabati sudah tahu jawabannya.

Untuk merespon realitas tersebut ada beberapa pertanyaan kritis yang patut kita tujukan pada orang-orang yang enggan berorganisasi atau kepada kita semua yang sudah berani berdialektika dalam organisasi (masyarakat). Pertanyaannya cukup sederhana: mengapa harus berorganiasi dan apa yang didapatkan berorganisasi ?
Fitro manusia tercipta dalam dua dimensi sebagai Kholifatul Ardhi. Pertama, sebagai makhluk individual. Kedua, sebagai manusia sosial–meminjam bahasa Plato, Zon politikun. Bicara dalam dimensi mahasiswa, maka kuliah merupakan implementasi  dari ruang individu. Sedangkan berorganisasi legetimasi status mahasiswa sebagai makhluk sosial. Ruang bermasyarakat mahasiswa adalah organiasi. Dari ilustrasi tersebut dapat kita pahami bahwa oragnisasi dalam konteks akademik merupakan realitas kedua (the second reality) setelah pendidikan formal. Dengan demikian saya memaknai
organisasi sebagai guru kehidupan.
Sahabat-sahabati boleh untuk tidak sepakat pada pendapat di atas, karena semuanya Penulis interprestsikan berdasarkan dari pengalaman yang didap
g dialektika yang selama ini saya jalani. Saya meyakini ketika kita memposisikan organisasi sebuah guru kehidupan, maka akan banyak pembelajaran yang kita dapatkan dalam berorganisasi. Bahkan Anda dapat merasakan manfaatnya dikehidupan nyata yang akan datang. Rasionalisasinya dapat kita jelaskan, dalam dimensi organisasi terdapat banyak hal, seperti tangung jawab, persahabatan, kebersamaan, dan juga bersentuhan dengan karakter manusia yang berbeda-beda baik suku, agama dan ras. Jika semua itu kita lalui dan kita rasakan, tentulah Anda akan mendapatkan jawabannya. Ingin tahu jawabannya. Aktiflah berorganisasi dulu !!! OK
Sekarang kita kembali pada posisi Anda sebagai mahasiswa yang memiliki nilai lebih dibandingkan dengan mahasiswa yang belum sempat berproses di BEM. Menjadi pengurus BEM berati Anda memegang tanggung jawab yang besar, dan semua mahasiswa MD menunggu kinerja Anda demi kemajuan bersama. Adanya Lembaga Kemahasiswaan (LKM) atas keyakinan kita bahwa Kampus merupakan miniatur Negara. Hal tersebut membuat konsensus bersama perlu adanya Lembaga yang menaungi kepentingan Mahasiswa.  Sehingga kepentingan mahasiswa dapat diakomodir dan disampaikan pada pihak birokrasi.
Berangkat dari cita-cita founding fathers itulah sahabat-sahabati jangan sampai hanya mencari populeritas ketika duduk di pengurusan BEM, akan tetapi ada sebuah tanggung jawab besar yang harus dilaksankan demi kepentingan masyarakat MD. Maka, mencobalah selalu untuk konsisten dalam melaksanakan amanat yang diberikan oleh institusi (BEM). Yakinlah apa yang Kau lakukan hari ini, akan kau petik dikemudian hari. Bukankah hukum alam berjalan dengan keseimbangan. Lebih dari itu sejarah selalu mengenang Anda. Semoga.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berorganisai itu, AL :
      Seorang pemimpin tidak harus orang cerdas, tapi :

  1. Tanggung Jawab
  2. Pengalaman
  3. Loyalitas
  1. Integritas
  2. Mengayomi
  3. Kreatif

      Dimensi Organisasi
  1. Human Relation
  2. Administrasi
  3. Forum
  4. Link

      Element Administrasi :
  1. Program Kerja
  2. Surat-Menyurat
  3. Proposal
  4. Buku Induk dan Harian

Krapyak City, 3 April 2009


“Anda Boleh Bersekolah Setinggi-tingginya, Tapi Kalau Anda Tidak Berkarya, Maka Anda Akan Hilang Dari Masyarakat Dan Dari Sejarah”
(Pramoedia)



    [1] Tulisan ini pernah disampaikan pada acara Up Grading dan Malam Keakraban Pengurus BEM-J MD Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

   [2] Penulis adalah Direktur Mozaik Institute Yogyakarta.