Daftar Tunggu
Haji Mencapai 2,1 Juta Orang
Sekretaris Ditjen
Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama Cepi Supriatna mengatakan, calon
jamaah haji Indonesia yang masuk daftar tunggu (waiting list), saat ini
mencapai sekitar 2,1 juta orang. Mereka harus menunggu giliran untuk
mendapatkan jatah beribadah ke Tanah Suci, beberapa tahun mendatang.
Cepi Supriatna
mengemukakan hal itu saat mendampingi Staf Ahli Menteri Agama Abdul Fatah dan
Kepala Biro Kepegawaian Kementerian Agama Mahsusi ketika menerima anggota Dewan
Pimpinan Daerah (DPD) RI asal Papua, Ferdinanda W. Ibo Yatipay dan anggota DPD
asal Papua Barat Sofia Maipauw di kantor Kemenag, Jalan Lapangan Banteng 3-4
Jakarta Pusat, Senin (11/2).
“Di provinsi Sulsel masa
tunggunya 17 tahun, kalau daftar tahun ini berangkat tahun 2030, yang terendah
5-6 tahun, kalau Papua termasuk menengah,” kata Cepi Supriatna.
Masalah kuota haji, kata
Cepi, ibarat makanan satu piring peminatnya banyak. Menurut dia, pemerintah
Arab Saudi bukan tidak mau memberi tambahan kuota, tapi terbentur dengan
kapasitas baik di kota Mekkah, Arafah dan Mina yang hanya mampu menampung
jamaah haji dari penjuru dunia sejumlah 2 juta orang.
Karena itu, masalah kuota
diatur sehingga masing-masing negara memperoleh 1 per mil, sesuai ketetapan
konferensi negara-negara OKI (Organisasi Konferensi Islam).
“Tahun lalu kita minta
tambahan 30 ribu, tapi tidak ada satu pun negara yang ditambah kuotanya.
Sehingga dalam dua tahun ini kuota kita tetap 211 ribu orang,” jelas Cepi.
Ia menambahkan, pembagian
kuota di tiap-tiap provinsi diatur dengan cara yang adil dan transparan. “Kalau
kami berikan tambahan kuota kepada satu provinsi, berarti ada provinsi lain
yang dikurangi. Karena itu tidak bisa kami mengabulkan permintaan tambahan
begitu saja,” kata Cepi.
Mengenai usulan agar ada
program pemberangkatan umat Kristen ke kota suci Yerusalem, Staf Ahli Menag,
Abdul Fatah mengatakan gagasan itu sulit terealisir. Karena, sampai saat ini
Indonesia dengan Israel tidak ada hubungan diplomatik.
“Sebenarnya Yerusalem
tempat suci agama-agama Tuhan, disana ada Masjid Aqsa, Gereja Kristen dan
Tembok Ratapan, tapi agak sulit memprogramkan kunjungan ke Yerusalem
sebagaimana program jamaah haji,” kata Fatah.
Jakarta(12/2/2013)
Sumber: http://www.kemenag.go.id